Selasa, 17 Desember 2019

perbaikan pelayan BPJS untuk mendukung progam pelayan kesehatan

                               Hasil gambar untuk gambar bpjs kesehatan
 
Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Ini terlihat dari jumlah peserta serta angka pemanfaatan yang terus meningkat sejak program ini mulai diimplementasikan pada 1 Januari 2014. Hingga 1 Maret 2019, peserta program JKN-KIS telah mencapai 218.132.478 jiwa, atau mencakup 82,64% dari total penduduk Indonesia.Kartu Indonesia Sehat juga menjadi program pemerintah yang paling dirasakan manfaatnya menurut survei Alvara Research Center berjudul Laporan Survei Pilpres 2019 : Ketika Pemilih Semakin Mengkristal. Dalam laporan tersebut, Kartu Indonesia Sehat berada di urutan teratas dari 10 program pemerintah. Bahkan sepanjang tahun 2014-2018, BPJS Kesehatan telah meraih 57 penghargaan, terdiri dari 44 penghargaan skala nasional, dan 13 penghargaan skala internasional. Memasuki tahun ke-6 penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan telah menetapkan tiga fokus utama yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program bagi seluruh unit kerja. Ketiga fokus tersebut yaitu meningkatkan kemampuan pembiayaan jaminan kesehatan, meningkatkan kepuasan peserta, serta meningkatkan kapasitas operasional organisasi. Di luar ketiga fokus utama tersebut, BPJS Kesehatan juga akan memperkuat regulasi dan kebijakan JKN yang dijadikan sebagai
Keuangan Republik IndonesiaSri MulyaniInvestasi SDMDalam perjalanan Program JKN-KIS selama lima tahun, selain memberikan perlindungan finansial kepada pesertanya, keberadaan program ini juga telah membuka akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat membantu meningkatkan status kesehatan mereka. Di sisi lain, program ini juga telah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bergotong-royong dalam memelihara dan menjaga kesehatan bersama.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Program JKN-KIS merupakan salah satu mata rantai penting di dalam investasi sumber daya manusia. Karenanya, Program JKN-KIS harus terus menerus diperbaiki. Ia melihat sudah ada bayak hal yang telah dicapai. Masyarakat kini semakin mudah mengakses pelayanan kesehatan. Namun, perbaikan harus terus dilakukan untuk kesempurnaan program ini. Sebab JKN-KIS merupakan program yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Program yang merupakan fondasi untuk Indonesia maju ke depan. "Presiden Jokowi berkali-kali mengatakan, kita ingin investasi di sumber daya manusia melalui pendidikan, kesehatan, dan jaring pengaman sosial. JKN-KIS ini merupakan salah satu mata ratai penting di dalam investasi tersebut. Manusia yang sehat, pandai, yang mampu berfikir dengan menggunakan nalar yang baik, yang memiliki etika dan agama yang baik, mereka adalah aset dari suatu negara. Oleh karena itu, program ini harus terus menerus kita perbaiki," kata Sri Mulyani. Di tahun ini sesuai dengan peta jalan Program JKN-KIS, diharapkan seluruh penduduk Indonesia sudah terlindungi dalam Program JKN-KIS atau Universal Health Coverage (UHC). Menurut Sri Mulyani, ada empat karakter yang dimiliki UHC jika ingin sukses dijalankan, yakni Universal, Supply Side, Demand Side yang Affordable, dan Sustainable. "Universal berarti seluruhnya terlindungi. Kedua yang menyangkut fasilitas kesehatan, berarti supply side-nya harus memiliki pelayanan yang baik, tepat kualitas dan tepat waktu. Yang ketiga demand side-nya atau masyarakatnya merasa affordable atau terjangkau untuk ikut serta di dalam program ini. Jadi jangan pernah membayangkan kalau Universal Health Coverageitu artinya semua ter-cover dan gratis. Universal Health Coverage itu meng-cover semua, tetapi semua berpartisipasi sesuai dengan affordability-nya (kemampuan)," kata Sri Mulyani. Selanjutnya yang menjadi karakter keempat adalah sustainable atau berkelanjutan. "Program yang baik adalah yang sustainable. Artinya antara supply dan demand yang affordable, serta kemampuan sistem untuk mensustain-nya, itu bisa berlangsung terus menerus. Tidak kemudian 10 tahun bangkrut, rumah sakitnya gulung tikar, atau masyarakat merasa tercekik dengan iuran yang meningkat,” ujar Sri Mulyani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar