Program JKN-KIS yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan semakin dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat Indonesia. Ini terlihat dari jumlah peserta serta angka
pemanfaatan yang terus meningkat sejak program ini mulai
diimplementasikan pada 1 Januari 2014. Hingga 1 Maret 2019, peserta
program JKN-KIS telah mencapai 218.132.478 jiwa, atau mencakup 82,64%
dari total penduduk Indonesia.Kartu Indonesia Sehat juga menjadi
program pemerintah yang paling dirasakan manfaatnya menurut survei
Alvara Research Center berjudul Laporan Survei Pilpres 2019 : Ketika
Pemilih Semakin Mengkristal. Dalam laporan tersebut, Kartu Indonesia
Sehat berada di urutan teratas dari 10 program pemerintah. Bahkan
sepanjang tahun 2014-2018, BPJS Kesehatan telah meraih 57
penghargaan, terdiri dari 44 penghargaan skala nasional, dan 13
penghargaan skala internasional. Memasuki tahun ke-6 penyelenggaraan
program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS),
BPJS Kesehatan telah menetapkan tiga fokus utama yang menjadi acuan
dalam pelaksanaan program bagi seluruh unit kerja. Ketiga fokus
tersebut yaitu meningkatkan kemampuan pembiayaan jaminan kesehatan,
meningkatkan kepuasan peserta, serta meningkatkan kapasitas
operasional organisasi. Di luar ketiga fokus utama tersebut, BPJS
Kesehatan juga akan memperkuat regulasi dan kebijakan JKN yang
dijadikan sebagai
Keuangan
Republik IndonesiaSri MulyaniInvestasi SDMDalam perjalanan Program
JKN-KIS selama lima tahun, selain memberikan perlindungan finansial
kepada pesertanya, keberadaan program ini juga telah membuka akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat
membantu meningkatkan status kesehatan mereka. Di sisi lain, program
ini juga telah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bergotong-royong
dalam memelihara dan menjaga kesehatan bersama.Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati mengatakan, Program JKN-KIS merupakan salah satu
mata rantai penting di dalam investasi sumber daya manusia.
Karenanya, Program JKN-KIS harus terus menerus diperbaiki. Ia melihat
sudah ada bayak hal yang telah dicapai. Masyarakat kini semakin mudah
mengakses pelayanan kesehatan. Namun, perbaikan harus terus dilakukan
untuk kesempurnaan program ini. Sebab JKN-KIS merupakan program yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Program yang merupakan fondasi
untuk Indonesia maju ke depan. "Presiden Jokowi berkali-kali
mengatakan, kita ingin investasi di sumber daya manusia melalui
pendidikan, kesehatan, dan jaring pengaman sosial. JKN-KIS ini
merupakan salah satu mata ratai penting di dalam investasi tersebut.
Manusia yang sehat, pandai, yang mampu berfikir dengan menggunakan
nalar yang baik, yang memiliki etika dan agama yang baik, mereka
adalah aset dari suatu negara. Oleh karena itu, program ini harus
terus menerus kita perbaiki," kata Sri Mulyani. Di tahun ini
sesuai dengan peta jalan Program JKN-KIS, diharapkan seluruh penduduk
Indonesia sudah terlindungi dalam Program JKN-KIS atau Universal
Health Coverage (UHC). Menurut Sri Mulyani, ada empat karakter yang
dimiliki UHC jika ingin sukses dijalankan, yakni Universal, Supply
Side, Demand Side yang Affordable, dan Sustainable. "Universal
berarti seluruhnya terlindungi. Kedua yang menyangkut fasilitas
kesehatan, berarti supply side-nya harus memiliki pelayanan yang
baik, tepat kualitas dan tepat waktu. Yang ketiga demand side-nya
atau masyarakatnya merasa affordable atau terjangkau untuk ikut serta
di dalam program ini. Jadi jangan pernah membayangkan kalau Universal
Health Coverageitu artinya semua ter-cover dan gratis. Universal
Health Coverage itu meng-cover semua, tetapi semua berpartisipasi
sesuai dengan affordability-nya (kemampuan)," kata Sri Mulyani.
Selanjutnya yang menjadi karakter keempat adalah sustainable atau
berkelanjutan. "Program yang baik adalah yang sustainable.
Artinya antara supply dan demand yang affordable, serta kemampuan
sistem untuk mensustain-nya, itu bisa berlangsung terus menerus.
Tidak kemudian 10 tahun bangkrut, rumah sakitnya gulung tikar, atau
masyarakat merasa tercekik dengan iuran yang meningkat,” ujar Sri
Mulyani.